N SUPRIATI

Terlahir sebagai sulung dari lima bersaudara dengan nama pemberian orang tua, N. Supriati, tapi, memiliki nama panggilan Yeti. Dilahirkan pada tanggal 09 Septem...

Selengkapnya
Navigasi Web
HOMESTAY ALA MTsN I KOTA TANGSEL (Tantangan hari ke-82)

HOMESTAY ALA MTsN I KOTA TANGSEL (Tantangan hari ke-82)

Di sela-sela kesibukan memeriksa pekerjaan siswa yang dilakukan secara olline sekaligus melayani konsultasi siswa yang menanyakan tugas yang harus diselesaikan walaupun unujng-ujungnya curhat tentang betenya belajar di rumah, saya melihat-lihat dokumen galeri photo. Sebetulnya maksud awalnya sih mau membuang-buang photo lama yang dianggap sudah tidak bermanfaat lagi, tiba-tiba saya menemukan beberapa photo yang mau saya ceritakan di sini.

Photo yang saya maksud adalah dokumentasi kegiatan “Homestay” yang merupakan kegiatan rutin tahunan di MTsN I Kota Tangerang Selatan, tempatku mengajar. Mungkin kegiatan yang biasa kami laksanakan ini bermanfaat sebagai bahan masukan teman-teman guru di seluruh Indonesia yang membutuhkan variasi kegiatan untuk siswa.

Yang dimaksud homestay dalam versi kami adalah membawa siswa ke suatu daerah yang memiliki mata pencaharian yang berbeda dengan rata-rata orang tua mereka untuk tinggal bersama penduduk di sana. Biasanya daerah yang kami pilih adalah daerah pertanian atau daerah pantai yang penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Selama tiga hari para siswa tinggal bersama di rumah-rumah penduduk untuk belajar bahasa, budaya, adat istiadat, dan mengikuti rutinitas keluarga yang ditinggali. Dalam satu keluarga biasanya ada tiga sampai empat siswa yang dititipkan tergantung ukuran rumah. Semua siswa harus mengikuti semua kegiatan orang yang punya rumah. Kalau yang punya rumah mau ke sawah atau ke ladang membersihkan sawah dan ladangnya, atau ke pantai mencari ikan, maka anak-anak harus ikut, supaya mereka bisa betul-betul merasakan bagaimana menjadi seorang petani atau nelayan. Hal ini sudah kami sampaikan pada keluarga yang dititipi sebelumnya untuk mengikutsertakan siswa dalam kegiatan mereka. Selain itu, kalau yang punya rumah memiliki anak usia sekolah, maka para siswa ini juga harus membantu menemani belajar di rumah, mereka juga harus mengajari tatacara sholat, membaca Al-Qur’an, dan sebagainya. Bagi yang laki-laki harus melaksanakan sholat berjama’ah di mesjid atau musholla yang ada di sana, yang perempuan harus sholat berjamaah di rumah. Intinya, mereka juga memiliki kewajiban untuk syiar agama pada masyarakat di sana.

Apa yang dilakukan para guru sebagai pembimbing? Setiap dua kali dalam sehari para guru pembimbing berkeliling dari rumah ke rumah yang ditempati siswa untuk memastikan semua siswa baik-baik saja dan melaksanakan semua kegiatan. Apabila ada masalah, siswa dan keluarga yang ditempati sudah dibekali nomor hp guru pembimbing yang bisa dihubungi 24 jam atau bisa mendatangi langsung posko yang sudah ditentukan. Yang dimaksud posko adalah salah satu rumah penduduk yang disewa untuk tempat menginap para guru pembimbing.

Oh, iya, saya lupa menyampaikan bahwa siswa yang berhak ikut kegiatan homestay ini adalah kelas IX. Selain wajib mengikuti semua kegiatan keluarga yang ditempati, siswa punya kewajiban menyusun laporan kegiatan dalam bentuk makalah kelompok. Makalah itu disusun setelah mereka menyelesaikan kegiaatan homestay. Dalam makalah yanga disusun, setiap kelompok harus mengaitkan kegiatan homestay yang sudah mereka ikuti dengan penerapan salah satu dari 7 pilar budaya sekolah (sekolah kami memiliki 7 pilar budaya, yaitu JUJUR, SANTUN, DISIPLIN, PEDULI, TANGGUNG JAWAB, MANDIRI, KERJASAMA), contoh tema makalah “Homestay dan Upaya menumbuhkan Kepedulian”.

Kalau ada yang bertanya, apakah rumah penduduk yang dititipi siswa berada dalam satu lokasi yang berdekatan atau berjauhan? Umumnya jumlah siswa satu angkatan di sekolah kami antara 300-350 orang, kalau satu rumah kami titipka 3-4 orang, maka akan ada lebih dari 100 rumah yang terlibat dalam kegiatan ini. Jadi, kalau dilihat area wilayah umumnya melibatkan dua sampai tiga RT. Supaya memudahkan koordinasi, maka wilayahnya diusahakan yang berdekatan.

Makalah yang terkumpul dari seluruh kelompok, akan dipilih 5 terbaik yang berhak mengikuti babak presentasi. Lima kelompok tersebut akan mempresentasikan makalahnya dengan media powerpoint di hadapan pengurus komite madrasah dan pimpinan madrasah. Penjurian akan berlangsung seru karena ditonton oleh seluruh peserta homestay. Siswa akan dituntut untuk bisa mempertanggung jawabkan isi makalahnya di hadapan dewan juri dan teman-temannya. Sesi inilah yang merupakan moment yang ditunggu oleh selurh siswa peserta homestay karena mereka akan membuktikan kepada para pengurus komite sebagai penyandang dana bahwa kegiatan homestay ini sangat bermanfaat dan banyak pelajaran yang bisa mereka peroleh, sehingga untuk tahun berikutnya, adik-adik kelas mereka pun akan bisa melaksanakan kegiatan serupa.

Itulah salah satu kegiatan yang dilaksanakan di MTsN I Kota Tangerang Selatan. Kegiatan apa yang dilaksanakan di sekolah Bapak/Ibu? Mari kita berbagi informasi. Terimakasih.

(Villa Pamulang, 05 April 2020)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ibu. Home stay. Harus kerjasama dg penduduk sekitar ya. Mantap programnya.

06 Apr
Balas

Masyaallah, luar biasa.. kegiatannya mirip kkn di kampus ya, tapi ini diterapkan di mts.. salut untuk pembimbing n siswanya, tetap semangat..

05 Apr
Balas

ini guru penggerak yg sejati..betul program ini yg harus digalakkan, demi anak. life skill, bisa ditiru ini..wuihh 7 pilar budaya itu, misi visi atau apa bu?,, atau budaya kerja sekolah ?..salam,,lanjutkan bu programnya

05 Apr
Balas

Terimakasih sharingnya. Sangat bermanfaat

05 Apr
Balas

Terima kasih Bu Yeti sudah berbagi cerita.Sebagai pembimbing dan pendamping anak2,guru merupakan orang yang hebat selama 3 hari meninggallkan keluarga demi tugas yang diembannya. Anak2 juga hebat sudah berempati kepada masyarakat yang jauh dari kemewahan yang mungkin biasa mereka rasakan ketika berada di tengah keluarganya sendiri

05 Apr
Balas

Kegiatan yang perlu dilestarikan, cakep Bu

05 Apr
Balas

Enak bacanya,enak liat gambary

05 Apr
Balas



search

New Post